Bansel, beritapemerhatikorupsi.id – Keberadaan Tim Satgas Timah menuai reaksi keras dari masyarakat Desa Bencah hingga berujung pada aksi penyerangan Pos Pengumpul Timah milik PT Timah pada Senin (29/9/2025) pagi.

Aksi tersebut dilatarbelakangi dari keresahan yang dialami masyarakat dengan kehadiran Satgas Timah yang dianggap tidak menguntungkan bagi warga penambang, lantaran dipaksa menjual Timah ke PT Timah namun dengan harga yang murah.

Menindaklanjuti hal itu, Komandan Satuan Tugas (DANSATGAS) PT Timah, Handy mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan Gubernur dan Forkopimda Babel pada Selasa (30/9/2025) hari ini.

“Terkait tuntutan warga masyarakat, Insya Alloh hari ini (30/9/2025) akan ada pertemuan dengan Gubernur dan forkopimda Babel serta PT Timah dan semoga ada jalan keluar nya yang baik,” kata Handy saat dikonfirmasi awak media melalui pesan singkat Whatsapp, Senin (29/9/2025) malam.

“Satgas tidak ada niat sedikitpun untuk menyakiti masyarakat yang ditangkap oleh Satgas. Sebaliknya ingin menertibkan penambangan agar bisa berkerja penambangan aman dan lancar,” imbuhnya.

Sementara itu, Kapolsek Airgegas Iptu Wililam saat dikonfirmasi membenarkan adanya aksi warga tersebut. Menurutnya, protes dipicu keresahan masyarakat atas keberadaan Satgas Timah di wilayah mereka.

“Iya bener, warga Desa Bencah dan sekitarnya mendatangi Pos PT Timah untuk menyampaikan protes, Ada penyampaian seperti itu, Bang,” kata Wililam.

Untuk diketahui, puluhan perwakilan warga Desa Bencah menyampaikan tuntutannya agar Satgas Timah angkat kaki dari Desa Bencah. Masyarakat menuntut Satgas untuk keluar dari Desa Bencah kerena keberadaannya dianggap sudah menimbulkan keresahan.

Warga juga meminta kepada pihak Wadansasatgas Halilintar untuk menyampaikan kepada pihak PT Timah agar penetapan harga beli bijih Timah dari warga sama dengan harga Smelter swasta.

(Jamalludin)