Nagan Raya, beritapemerhatikorupsi.id – Akibat sering padamnya listrik secara tiba tiba, pemilik Kilang Padi Rizki Perkasa Gampong Babah Krueng Kecamatan Beutong, kini mengalami kerugian mencapai milyaran rupiah. Hal ini kerap terjadi, saat sedang melakukan penggilingan gabah di kilang padi tersebut.
Dengan padamnya listrik secara tiba tiba itu, sejumlah pemilik Kilang Padi di Kabupaten Nagan Raya, serta ibu rumah tangga dalam wilayah itu mengeluh, akibat PLN sering memadamkan listrik secara tidak beraturan di wilayah tersebut.
Dengan sering padamnya listrik dan peralihan arus tanpa adanya pemberitahuan, pemilik Kilang Padi Rizki Perkasa mengalami kerugian yang signifikan, baik kerusakan alat pabrik, serta kerugian kerusakan beras yang sedang diproduksi selama ini.
Pemilik Kilang Padi Rizki Perkasa Gampong Babah Krueng Kecamatan Beutong, Aris Wandi melalui humasnya Syarifuddin, Kamis (15/8/2024) mengatakan,akibat seringnya padam listrik dalam selama ini, dia mengaku alami kerugian yang signifikan.
Jikapun ditaksir kerugian itu dengan uang, mencapai mencapai milyaran rupiah, pasalnya 160 ton beras tidak di bisa dipasarkan saat ini. Kerugian tersebut,belum termasuk kerusakan alat mesin seperti kompresor, panel listrik, dinamo serta kerusakan alat kecil lainnya.
Selain itu ujar Syarifuddin, secara dagang pihaknya sudah rugi akibat sering padamnya listrik selama ini. Apalagi, produksi beras di kilang padinya itu, akan dipasok ke Sumatera Utara selain di Provinsi Aceh, ungkapnya.
Hal ini sangat mengecewakan, karena Kilang Padinya itu telah 99 persen menggunakan arus listrik dalam memproduksi beras untuk kebutuhan pangan kepada masyarakat luas.
Syarifuddin juga merincikan, setiap hari di Kilang Padinya itu, proses pengeringan gabah dilakukan mencapai 250 ton. Gabah itu, dia dapatkan dari Kabupaten dan Kota di Aceh, bahkan juga diangkut dari Sibolga. Apalagi ungkapnya, saat ini pabrik tersebut sedang memproduksi gabah dengan skala besar, jika lampu sering padam, maka pihaknya akan mengalami kerugian yang sangat besar.
Untuk itu, Syarifuddin mengharapkan kepada PLN di wilayah tersebut, untuk menormalkan arus listrik, guna untuk menghindari kerusakan mesin, serta kerugian usahanya itu.
Disamping itu juga menambahkan, jikapun pihak PLN sedang melakukan pemeliharaan serta pengalihan arus listrik, supaya dapat memberitahukan ke pihaknya, guna Kilang Padi yang sedang beroperasi dapat dimatikan sementara.
Hal itu sebut Syarifuddin, untuk menjaga mesin penggilingan padi, dari kerusakan akibat padamnya listrik secara tiba tiba, pungkasnya.
Sementara itu, seorang ibu rumah tangga Hamidah juga menambahkan, akibat sering padamnya listrik di wilayah itu, dia juga ikut mengalami kerugian.
Kerugian yang dialaminya itu, berupa kerusakan alat elektronik rumah tangga, baik kulkas, cosmos serta alat elektronik lainnya.
Oleh karena itu, Hamidah juga berharap kepada pihak PLN di Kabupaten itu, supaya dapat memberitahukan pemadaman kepada masyarakat, guna untuk mengantisipasi kerusakan alat elektronik lebih banyak lagi, ujarnya.
Terkait sering padamnya listrik tersebut, Asisten Manager Keuangan Umum PLN Meulaboh Andre Agusta Rahman menjelaskan, sebab listrik padam secara tiba tiba itu, kadang kala disebabkan oleh faktor alam.
Faktor alam tersebut, seperti tumbangnya pohon, kesetrum monyet atau sejenisnya, serta faktor alam lainnya.
Untuk itu, guna untuk memberikan kenyamanan serta menghindari kerugian bagi masyarakat dan pengusaha gabah, pihaknya akan mengutus petugas PLN Rayon Jeuram, untuk melakukan koordinasi dengan pihak Kilang Padi Rizki Perkasa.
Tujuan koordinasi serta silaturahmi itu, untuk mencegah serta menghindari kerugian pemilik Kilang Padi itu dimasa mendatang.Insya Allah kata Andre, pasti ada solusi terbaik dalam persoalan tersebut, ujarnya.
Selanjutnya, Andre juga meminta maaf kepada pelanggan PLN di Kabupaten Nagan Raya, karena telah menganggu kenyamanan akibat pemadaman listrik selama ini.
Untuk selanjutnya, pihaknya akan memberitahukan kepada masyarakat, jika ada perbaikan serta pemadaman listrik di Kabupaten Nagan Raya, imbuh Andre Agusta Rahman.