Bateng, beritapemerhatikorupsi.id – Proyek peningkatan jalan senilai hampir Rp 1,75 miliar di Jalan Namang, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah, diduga kuat tidak dikerjakan sesuai spesifikasi.

Temuan investigasi di lapangan menunjukkan bahwa ketebalan aspal yang seharusnya menjadi fondasi utama kualitas jalan, hanya 4 cm.

Berdasarkan pengukuran langsung yang dilakukan oleh tim media bersama warga, diketahui spesifikasi fisik proyek adalah:

Panjang jalan: 542 meter

Lebar jalan: 360 cm (3,6 meter)

Ketebalan aspal: 4 cm

Dari spesifikasi tersebut, seharusnya volume aspal yang digunakan cukup besar, dan kualitas jalan hasil proyek bisa bertahan dalam jangka waktu panjang. Namun temuan di lapangan menunjukkan fakta sebaliknya.

Salah satu titik pengukuran memperlihatkan aspal yang mudah terkelupas dan tampak tipis saat diuji secara manual. Lubang-lubang kecil sudah mulai muncul meskipun proyek ini belum genap setahun selesai dikerjakan.

Padahal, berdasarkan papan informasi proyek, kegiatan ini berada di bawah pengawasan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah.

Proyek tersebut dimulai sejak 11 Juli 2024 dengan masa pelaksanaan 150 hari kalender, dan dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana CV. Yusa Haricon.

Indikasi Kuat Kerugian Negara dengan nilai kontrak sebesar Rp 1.749.989.000,00, publik mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran. Jika aspal hanya setebal 4 cm yang bahkan belum tentu merata di sepanjang 542 meter jalan, maka patut diduga ada pengurangan spesifikasi teknis yang merugikan keuangan negara.

“Ini bukan soal lubang kecil, tapi soal niat. Kalau memang proyeknya diawasi dengan baik, gak mungkin kualitasnya seperti ini,” ujar salah satu warga yang ikut mengukur kondisi jalan.

Desakan Audit dan Tindakan Hukum, masyarakat mendesak agar proyek ini diaudit menyeluruh oleh inspektorat daerah atau lembaga pengawas eksternal seperti BPKP.

Selain itu, aparat penegak hukum diharapkan tidak tutup mata terhadap indikasi kerugian negara akibat proyek yang diduga dikerjakan asal-asalan.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa transparansi dan pengawasan ketat terhadap proyek infrastruktur daerah sangatlah penting, agar uang rakyat tidak hilang sia-sia di jalan yang cepat rusak.