Kota Bengkulu, beritpemerhatikorupsi.id – Salah satu realisasi proyek rehabilitasi ruang kelas sekolah, yang lending sektornya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Bengkulu sumber dana APBD Kota Bengkulu, anggaran tahun 2024 diduga dikerjakan asal jadi, Jumat (6/12/2024).

Terindikasi akibat kurangnya pengawasan di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMPN 5) di Jalan Martadinata Pagar Dewa Kecamatan Selebar, dengan nilai kontrak Rp.198.757.935 kontraktor pelaksana CV. PDS membangun waktu pelaksanaan 60 hari kalender.

Berdasarkan pantauan tim awak media dilapangan, proyek rehabilitasi 4 ruang kelas hanya di cat saja, pergantian atap seng baru terlihat kusen jendela diduga yang sudah rapuh di makan usia, juga plafon tidak diganti hanya di cat saja.

Nampak jelas dugaan dikerjakan asal-asalan, sehingga pada realisasi proyek tersebut terkesan disengaja yang diduga kurang pengawasan dari pihak Dinas juga kontraktor pelaksana, dan pihak terkait lainnya, Senin (1/12).

Lebih lanjut, menurut salah satu pekerja, saat di mintai keterangan sembari beraktivitas mengecat tembok, oleh tim awak media terkait pengawasan dari Dinas dan kontraktor pelaksana juga diduga tidak terlihat gudang logistik yang hanya memakai fasilitas sekolah, menjelaskan kalau pihak kontraktor pelaksana diduga jarang datang ke lokasi, kalau bukan ngantar bahan material terkadang kadang seminggu sekali, ketika saat mau gajian saja gaji pun terkadang di antar langsung kerumah, kalau dari Dinas belum pernah terlihat, kalu kepala sekolah ada sekali-kali, hanya kami yang saling mengawasi, jelasnya.

Juga terlihat di lingkungan sekolah, diketahui pembangunan pos satpam dan rehabilitasi pagar diduga tanpa terlihat papan merek kegiatan sumber anggaran. Masih menjadi misteri dari mana terindikasi pembangunan tersebut, tidak transparan dalam pengelolaan keuangan Negara.

Saat tim awak media ingin konfirmasi namun kepsek tidak berada di tempat, di hari yang berbeda awak media kembali untuk mencoba konfirmasi, Kepsek sempat berada di ruangan nya sempat menunggu kurang lebih 30 menit di depan ruang kerjanya. Berselang salah seorang guru yang keluar dari ruangan kepsek mengatakan, masih ada tamu ngobrol sama saya saja katanya.

Ironisnya kepsek seakan menghindar saat awak media ingin konfirmasi, seolah-olah alergi terhadap wartawan, ketika di tanya kembali kepada salah seorang guru sembari berbincang apakah sudah bisa menghadap kepsek, informasi dari salah seorang guru bahwa beliau sudah keluar ada urusan.

Salah satu seorang guru ketika di tanya terkait dengan pengawasan dan pembangunan pos satpam dan rehabilitasi pagar sekolah, kalau rehabilitasi ruang kelas pihak sekolah menerima kunci, kalau pos satpam dan rehabilitasi pagar sekolah itu program sekolah sudah ada dalam (RKAS) memang kalau sudah jadi program tidak perlu lagi pasang papan merek itu, paparnya.

Diketahui, berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim awak media, terkait pembangunan pos satpam dan rehabilitasi pagar sekolah tersebut, diduga milik suami Ibu kepsek yang mengelola.

Hingga kemudian sampai berita ini ditayangkan belum dapat di konfirmasi dari pihak kontraktor pelaksana rehabilitasi dan pihak dari Dinas serta kepsek SMPN 5, demi perimbangan dalam pemberitaan masih terus diupayakan.

Pewarta: Suladi S