Pasaman Sumbar – Kepala UPTD KPLH, Terra Dharma, S.Hut, M.si., menjelaskan kepada awak media, Berita Pemerhati Korupsi. Penyebab terjadinya Banjir bandang di Lubuk Sikaping kemarin.

Dikarenakan intensitas curah hujan yang sangat tinggi, dan tekstur tanah disekitar bantaran sungai pakau cenderung lunak/tanah liat merah, sehingga ketika intensitas curah hujan tinggi dapat menyebabkan longsor, Kamis (7/12/2023).

Sungai batang pakau meluap dan jembatan penghubung yang ada di kejorongan panapa, mengalami penyumbatan oleh material kayu, disertai lumpur sehingga air sungai yang meluap, mengakibatkan tergenangnya jalan dan beberapa perumahan masyarakat.

Pada waktu sebelumnya bertepatan pada kejadian banjir dibulan Oktober kemarin disungai Paninggalan, tampang UPTD KPHL, Pasaman Raya Dinas Kehutanan Provinsi. Sumatera Barat menugaskan, staf untuk melakukan penyelidikan terkait hal tersebut yang berfokus di hulu sungai Pakau, hulu sungai Rimbo Aro dan di hulu sungai.


Paninggalan di jorong Taluak Ambun dengan menggunakan drone, akan tetapi pengamatan tersebut tidak ditemukan adanya pembukaan lahan baru akan tetapi di bantaran sungai, terutama yang memiliki kemiringan curam banyak ditemukan longsor.


Sehingga kayu dan material tanah hanyut terbawa aliran air sungai, hingga terjadinya penyumbatan di aliran sungai yang mengakibatkan banjir.

Diteluk Embun terdapat Kelompok Tani Hutan (KTH) Ambun Jaya, dalam proses perizinan Perhutanan Sosial,
dan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Kelompok Tani Hutan Piudang sepakat di Nagari Tanjung Beringin, yang telah memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan, Kehutanan, dari ke 2 Kelompok tersebut sudah diberikan sosialisasi agar tidak melakukan pembukaan areal hutan.

Untuk rencana survei yang kita rencanakan hari ini, dengan menggunakan drone tidak bisa dilakukan karena dari pagi hujan sangat lebat dan Tim tidak bisa melanjutkan dan menerbangkan drone, jadi untuk penjelasan data penyebab longsor.